Ini kisah tentang haji. Ibadah yang bagi sebagian orang mungkin masih menjadi mimpi. Daftar tunggu puluhan tahun, ONH yang yang terus melangit, adalah salah dua dari sekian banyak alasan yang menjadi penghalangnya. Begitu halnya dengan saya, pergi haji, walau niat sudah terpendam sejak lama tetap saja masih jadi mimpi tingkat dewa yang rasanya sulit terwujud.
Berhaji juga menjadi satu-satunya rukun Islam yang dalam pelaksanaannya diembeli kata-kata "jika mampu". Namun faktanya, bukan harta semata yang membuat niat haji mewujud nyata. Berapa banyak orang berlimpah rejeki yang tak juga berhaji dengan aneka alasan dan halangan. Sebaliknya, berapa banyak kita dengar kisah inspiratif kaum marjinal berhaji. Dari tukang bubur, tukang tambal ban, dan aneka profesi tukang lainnya yang bahkan mungkin manusia saja memandangnya sebelah mata.
Tentang Wujud Kerahiman Tuhan
Tentang Wujud Kerahiman Tuhan
Mungkin benar adanya, bicara soal haji, ada tangan Tuhan yang Maha Rahim yang tak terlihat dalam membantu kita mewujudkan mimpi menunaikannya. Saya merasakan itu. Saya sudah membuktikan betapa Allah Maha Kaya. Bermodal tekad, niat dan tentu saja doa yang tak putus, ternyata tak ada yang tak mungkin untuk diwujudkan bila Allah berkehendak.
Saya bukanlah orang yang hidup berkelebihan secara materi. Saat waktunya melunasi ongkos haji, uang yang saya miliki masih jauh dari cukup. Entah bagaimana saya bisa menggenapkannya. Namun, keajaiban demi keajaiban terjadi begitu saja. Pada saatnya, datanglah pertolongan Allah melalui kerabat dekat saya yang memberi saya rejeki untuk melunasinya bahkan tanpa saya memintanya. Subhanallah, tersungkur saya dalam sujud penuh airmata kesyukuran. Saya merasakan apa yang mungkin orang-orang kecil itu rasakan. Kebahagiaan tak terperi saat tangan Allah memeluk mimpi saya yang selama ini terasa bagai angan-angan.
Tentang Agungnya Ka'bah.
Momen paling krusial bagi siapapun yang pertama kali menginjakkan kaki di Masjidil Haram adalah saat melihat megahnya ka'bah yang menjadi kiblat perjumpaan dengan Allah selama ini. Airmata menderas tanpa bisa dihentikan. Kehilangan kata dan larut dalam kalimat takbir dan tahmid. Alhamdulillah ya Allah, saya menjadi orang yang terpilih, demikian syukur yang tak henti terucap dalam hati.
Sejuta rasa bercampur jadi satu. Ka'bah yang selama ini hanya saya lihat di frame foto pajangan rumah ibu, ka'bah yang selama ini hanya bisa saya pandangi dari layar televisi, kini berdiri megah di hadapan saya, di depan mata saya. Labaik Allahumma Labaik. Aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah.
Karenanya sejak melihat ka'bah, saya kukuhkan niat untuk bisa abadikan momen di sana. Entah bagaimana caranya, pokoknya harus bisa, begitu saya bertekad dalam hati.
Tentang Perburuan bernama Selfie
Karenanya sejak melihat ka'bah, saya kukuhkan niat untuk bisa abadikan momen di sana. Entah bagaimana caranya, pokoknya harus bisa, begitu saya bertekad dalam hati.
Tentang Perburuan bernama Selfie
Di bayangan saya selama ini, saat melihat foto-foto teman yang telah berumroh, kita bisa dengan mudah berfoto selfie begitu dekat dengan ka'bah, Namun ternyata keadaan di musim haji berbanding terbalik. Ka'bah selalu penuh sesak dipadati jama'ah yang terus thawaf tiada henti dan mengenal waktu. Membuat saya sempat ciut nyali mewujudkan niat saya. Terlebih haji tahun 2014 lalu adalah haji akbar. Haji akbar adalah haji dimana jatuhnya hari Wukuf adalah hari Jumat. Datangnya musim haji akbar ini hanya delapan tahun sekali. Tak heran momennya begitu dinanti umat karena keutamaannya dibanding haji biasa.Sebuah hadist menyebut pahala haji akbar seperti berhaji selama 70 kali. Karenanya di musim haji Akbar ini, penduduk Mekkah banyak yang ikut berhaji. Inilah yang kemudian membuat Mekkah semakin penuh sesak, berlipat dari musim haji biasa.
Hampir saja buyar semua niat. Terlebih saat itu keluar pula maklumat dari pemerintah Arab Saudi yang menghimbau jamaah sebaiknya tidak berfoto selfie di depan Ka'bah. Selain untuk meluruskan niat, juga agar tidak mengganggu kelancaran ibadah thawaf jama'ah lainnya. Tapi tekad saya rasanya tak terbendung. Saya terus mencari momen dan kesempatan untuk bisa selfie dengan latar belakang ka'bah.
Di satu siang yang terik, saya ke masjid untuk thawaf dan bila memungkinkan melaksanakan niat saya berfoto selfie. Saat datang, saya lihat lantai dasar di depan Ka'bah sudah penuh sesak, sayapun berinisiatif naik ke lantai 2. Ternyata di lantai 2 pun keadaan tak jauh beda, jamaah yang thawaf masih penuh sesak. Jamaah dorong mendorong di lantai ini. Keringatpun mengucur deras membasahi khimar dan gamis saya. Teriknya Mekkah di suhu 40 derajat celcius saat itu, benar-benar membuat saya meleleh di tengah sesaknya kerumunan manusia. Hufftt... what a day! *lap keringet*
Tak hilang akal, naiklah saya ke lantai 3, dengan harap cemas sambil juga terus berdoa dalam hati, "ya Allah saya pengen foto, mudahkan dong ya Allah..." hehehe...doa yang rasanya konyol banget ya :) Tapi begitulah, segala sesuatu di sana memang seperti otomatis selalu dibarengi doa dalam hati, walau itu cuma niatan tak jelas macam pengen selfie seperti yang saya ingin itu.
Lantai 3 ini lumayan tinggi, saya berharap semoga ka'bahnya masih bisa terlihat dari lantai ini. Meski lantai ini tak kurang penuh oleh jamaah, namun saya masih melihat celah untuk bisa sejenak berpose. Akhirnya sebelum saya memulai thawaf, saya menepi ke pinggir pagar, mengangkat kamera tinggi-tinggi untuk bisa mengambil angel ka'bah yang ada dibawah. Saya jepret beberapa kali untuk nantinya saya pilih foto paling bagus. Penuhnya arus thawaf tak pelak membuat saya beberapa kali terdorong dan foto yang saya ambil blur karena tangan saya tak fokus. Saya pegang kamera erat-erat, khawatir terjatuh dari tangan, saat saya terdorong arus jama'ah. Oh God, sungguh ini foto selfie paling niat sepanjang hidup saya, penuh perjuangan banget menjepretnya :D
Saya dan Ka'bah impian itu, Alhamdulillah. |
Yay, here it is! Akhirnya saya punya kenangan indah berlatar Ka'bah. Amaze memandang foto diri di tengah lautan umat ini. Memorable banget rasanya. Dan lihatlah sesaknya jamaah dibawah sana, seolah menjadi saksi perjuangan saya mendapatkan momen indah ini. Alhamdulillah. Sejujurnya tiada sedikitpun maksud ingin pamer pada banyak orang tentang ibadah haji saya. Tapi memandang foto ini menjadi obat rindu saya pada tempat paling peaceful di muka bumi. Tempat dimana hati saya bertaut erat pada Allah, Sang Maha Pengabul mimpi, yang kemudian melahirkan lagi doa baru untuk bisa kembali ke sana.
Postingan ini saya ikutkan di lomba selfie story bersama Smartfren, sekaligus juga pesan bagi teman-teman yang mungkin punya mimpi sama dengan saya. Jangan pernah sedikitpun menggeser niat berhaji apapun halangannya. Selama hayat dikandung badan, teruslah berikhtiar dan berdoa. Yakinlah Allah yang Maha Rahim akan mewujudkan mimpimu, tak peduli setinggi apapun itu. Aamiin ya Robbal ‘alamiin.
merinding euy, bacanya...
BalasHapussalut sama pengorbanan ibu yang pada akhirnya ga sia-sia...
iyaa, Alhamdulillah Rul..dream comes true :)
Hapusmakasi yaa sudah singgah
Inshaa Allah menang ini mi...perjuangannya itu lho...super!!! :)
BalasHapusAamiinnnn...super emang perjuangannya ini mak, niat bgt soalnya :D
HapusSubhanallah, saya juga pengen pengen pengen sekali sefie disana :) btw saya juga ikutann.www.novawijaya.com/2015/04/selfie-story-in-beautiful-island.html
BalasHapusAamiin..semoga tercapai cita2 mbak Nova
HapusNanti saya singgah di postnya ya mbak :)
penuh perjuangan bener mamng ya mak hehehe....semoga kami pun diringkan langkahnya untuk menuju rumah-Nya..sukses kontesnya mak :)
BalasHapusaamiin doanya mak Indah, semoga segera diijabah Allah
Hapussehat trs ya mak :*
Subhanallah...selamat ya mak...ini mimpi daku jg mak..smoga daku bs mengikuti jejakmu utk melangkah ke tanah suci..amin
BalasHapusSukses y mak :)
Semoga ya mak Inda..aamiin ya robbal 'alamiin...
HapusMakasi ya mak sdh singgah :)
hiksss pengen jg kesana, doakan ya mak
BalasHapusAamiinn mbak Nur, semoga Allah memudahkan jalanmu :*
Hapusmembaca tulisan ini saya sampai merinding, begitu luar biasanya perjuangan meraih impian. semoga kebaikan selalu menyertai, ya. Amin
BalasHapusAamiin mas Arian, terimakasih doanya
HapusSemoga mabrur terus ya mak... perjuangannyaaa ck ck ck
BalasHapusiyaa ni mak Tanti, perjuangan dan niat judulnya :D
HapusAamiin doanya mak, makasi yaa :*
Subhanallah.. Merinding saya mak. Insyaallah mabrur
BalasHapusSalam kenal dari aceh
Www.liza-fathia.com
Aamiinn inshaAllah.
HapusSalam kenal jg dari Jakarta mak :*
Inspiratif banget mak ceritanya
BalasHapusTerimakasih ya mak Harie sdh singgah membaca :)
HapusSubhanallah..
BalasHapusKisah di tulisan ini, memang layak menang.
Kisahnya hampir sama dg kisah ibu saya yg haji thn 1998 dulu, Mak. Yg kala itu, bapak harus berfikir keras untuk pelunasan sebelum berangkat. Dan alhamdulillah, tanah yg lama tak laki dijual, dua minggu sebelum akhir pelunasan laku terjual :)
Alhamdulillah ya, memang selalu ada sejuta kisah ttg keajaiban berhaji. Mungkin krn itu adalah panggilanNya, jadi selalu ada cara dan jalan tak terduga mewujudkannya. Semoga mabrur hajinya ibumu mak, aamiin.
HapusMakasi sdh berbagi cerita di sini mak Ria :*
Selamat ya Maaak, dapet hape! :)))
BalasHapusiyaa, makasi ya mak Isti :*
HapusSelamat ya mak dapat hp dan jeadi menang (dari komen atas si taunya hehe')
BalasHapuskisahnya seru
kala Allah memeluk mimpi itu Subhanallah, semoga Allah memeluk mimpiku juga, amin
salam kenal dari saya
@guru5seni8
penulis di www.kartunet.or.id dan http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Makasi ya mbak Tyas
HapusSalam kenal kembali :)
Sejenak anganku terbang, saat selfie umroh Januari 2015 lalu.
BalasHapusSungguh Kabah.. hadirkan suasana mengharu biru ya bunda...
Semoga bisa kesana lagi bersama anak dan suami. Aamiin....
Aamiin mbak Rosanna...semoga terkabul doanya. Terimakasih sdh singgah mbak
Hapus