Senin, 07 Januari 2013

Count Down, Film Slasher Menegangkan Sarat Pesan Moral

http://www.blitzmegaplex.com/en/index.php


Pekan lalu, tepatnya sehari menjelang tahun baru, saya berkesempatan ikut nobar di Blitz Megaplex Grand Indonesia, yang di gagas Babeh Helmi bersama teman-teman dari Kompasiana. Ini kali pertama saya menonton film Thailand. Sejujurnya saya tak terlalu suka film-film dari Asia, semisal film Korea yang digilai banyak sahabat-sahabat saya itu. Entah kenapa saya agak-agak alergi sama yang sipit-sipit, hihihi....tapi saat melihat trailer film ini, saya kok tertarik, karena genre filmnya jauh dari melow ala film Korea yang bikin ngantuk :) Film ini bergenre slasher yang sarat adegan-adegan ala psikopat yang menegangkan.

Film berkisah tentang 3 teenager asal Thailand yang kesemuanya adalah room mate di kota New York Amerika. Mereka adalah Jack (Pachara Chirathivat), Pam (Pataraya Kruesuwansiri) dan Bee (Jariporn Junkiet). Ketiganya tumbuh dalam pergaulan bebas yang tak terkontrol. Seks bebas dan narkoba menjadi keseharian mereka, karena mereka jauh dari pengawasan orang tua. 

Kisah ini berawal saat mereka bertiga ingin menghabiskan akhir tahun dengan berpesta ganja.Dan seorang bandar ganja bernama Jesus pun datang mengantar barang pesanan mereka.Disinilah ketegangan demi ketegangan film ini dimulai. Jesus yang awalnya ramah dan menyenangkan serta bercerita banyak hal yang menarik, ternyata seorang psikopat yang lumayan sadis yang akhirnya meneror dan menahan mereka dengan ancaman pembunuhan dalam kamar apartemen mereka. Tak pernah mereka bayangkan kalau akhirnya momen itu adalah momen yang tak mungkin mereka lupakan seumur hidup mereka. 

Adegan penuh kekerasan ala psikopatpun benar-benar mampu membuat saya menahan nafas. Salah satu adegan yang sempat membuat saya memicingkan mata adalah salah Pam dipatahkan satu demi satu jari tangannya, hingga patahannya berbunyi dan jarinya bengkok seketika....hiksss...adegan itu benar-benar sukses membuat saya nyengir menahan ngilu. Itu terjadi saat Jesus meminta mereka menyebut 5 ajaran dasar Budha suci yang hanya bisa diucapkan dengan benar oleh Bee seorang, sementara Jack dan Pam tak sukses mengucapnya. Hingga jadilah jari-jari Pam patah karenanya.Dan Jackpun terkecing-kencing dibuatnya :)

Yang menarik diseling adegan menegangkan, sang sutradara berhasil menghadirkan adegan-adegan kelucuan yang membuat penonton tersenyum. Keluguan dan kepolosan Jack dan Pam, membuat film ini tidak membosankan untuk diikuti  hingga akhir cerita, meski setting film terbatas hanya di sebuah kamar apartemen. Di tengah serigai kengiluan melihat adegan ala psikopat, kita bisa tertawa menyaksikan betapa manusia bisa begitu bodoh ditengah ketakutan.Mungkin itu pula yang akan terjadi, bila kita mengalami hal yang sama. 

Walau penuh adegan kekerasan, film ini sarat pesan moral yang baik bagi siapapun yang menontonnya. Bahwa pada detik-detik terakhir hidup kita, saat kita merasa ada di ujung kematian, tentu yang kita ingat adalah segala gelimang dosa. Bila saja diberi Tuhan kesempatan hidup kedua, akan begitu banyak pesan dan permintaan maaf kita kepada orang-orang terdekat, tak ubahnya pengakuan dosa.Anda akan lihat bagaimana kemudian ketiga remaja ini menuturkan segala kealpaan selama hidup mereka, dan itu semua terucap dibawah tekanan dan todongan senjata seorang psikopat. 

Lalu bagaimanakah mereka mengakhiri semuanya? Siapa sebenarnya Jesus? Mengapa ia meneror dan berniat membunuh ketiganya? Penasaran? Anda bisa saksikan filmnya yang akan tayang serentak pada tanggal 9 Januari 2013 di bioskop kesayangan anda. 

Film ini sangat recomended untuk anda tonton. Tak hanya seru tapi juga sangat inspiratif. Pesan moral yang tersirat, sangat bisa menjadi tonggak resolusi untuk anda memulai hidup dengan lebih baik, mumpung masih di beri Tuhan kesempatan hidup.

Selamat menonton :)


*special thanks to Babeh Helmi untuk undangannya ;)