Kamis, 23 Mei 2013

Pengalamanku Dikejar Seorang Lesbian Dari SD Sampai Kuliah

Dicintai seorang pria tentu sudah biasa. Tapi dicintai sesama jenis, sudah pasti itu hal yang luar biasa. Apalagi bila dia terus membuntuti hingga puluhan tahun lamanya.

Dia tetanggaku. Kusebut saja si F. Ia teman bermainku sejak kecil. Bahkan sejak aku masih di TK. Usianya 6 tahun lebih tua dariku. Tapi gelagat anehnya baru muncul ketika aku masuk SD. Namun, mengingat usiaku saat itu masih belia, aku pun tak terlalu paham dengan apa yang ia perbuat padaku. Yang kuingat, ia sering memelukku erat. Menciumku. Meski hanya mencium pipi. Kadang, bila aku menolak,  ada saja sejuta akalnya mengelabuiku agar dia bisa menciumku. Diajaknya aku main petak umpet. Ketika giliran aku jaga dan menutup wajahku, iapun tak membuang kesempatan untuk mencium pipiku. Dan kesempatan itupun didapatnya. Cerdik nian.

Terus begitu hingga aku masuk ke SMP. Selama 6 tahun di SD, aku tak terlalu mempermasalahkan sikap anehnya. Mungkin karena aku terbiasa diperlakukan begitu, jadi aku tak merasa ada yang salah. Atau mungkin juga karena keluguanku yang sama sekali belum mengerti semua keanehan itu.

Masuk SMP,  perlakuan manisnya padaku bertambah-tambah. Ia selalu mentraktirku makan. Sangat senang mengajakku pergi kemanapun aku mau. Apapun yang aku inginkan dia bisa memenuhinya. Sampai satu hari ia menulis surat cinta padaku. Wahhh…terbayangkah… aku menerima surat cinta pertama dari seorang wanita. Kertas suratnya wangi. Isinya berjuta kata cinta. Disuratnya, ia katakan tak bisa jauh dariku. Ia akan memenuhi apapun keinginanku. Saat menerima dan membacanya, perasaanku bercampur aduk. Antara senang sekaligus aneh. Ada perasaan bangga dicintai. Tapi kok dari seorang wanita. Dimasa SMP, tentu aku sudah lebih mengerti tentang hubungan laki-laki dan perempuan. Sudah masuk usia puber. Dan saat itu, aku sudah punya perasaan malu dicintai seorang wanita. Tapi aku tak bisa menutupi segala tentang F dari teman-temanku. Mau tau kenapa?? ya…karena setiap hari ia menjemputku saat pulang sekolah. Tadinya teman-temanku mengira ia adalah kakakku. Tapi sikapnya terlihat berbeda karena ia selalu menggandeng tanganku, akhirnya ini membuat teman-temanku paham siapa dia sesungguhnya.

Berkali aku melarangnya untuk tidak terus menjemputku, karena aku malu dengan olokan teman-teman. Tapi dia tetep ngeyel. Saat jam pulang sekolah, tetap saja dia setia nangkring didepan gerbang sekolah menungguku pulang. Lama-lama sungguh terasa menyebalkan.
Ibuku bukan tak tahu dengan kelakuannya. Ibu pernah membaca beberapa surat cinta darinya. Marah sudah pasti. Geram lebih tepatnya. Saat ada kesempatan bertemu dengan F, ibupun marah besar. Dan bicara sangat tegas pada F, sambil mengultimatum untuk segera menjauhiku. F pun ciut, hingga saat ibuku ada dirumah ia tak pernah berani menyambangiku. Sejak itu, ibu pun membatasiku untuk bermain dengan teman-teman dirumahku. Namun susahnya, ibuku saat itu adalah wanita bekerja. Pergi pagi, baru kembali sore hari. Hingga akupun  selalu ditinggal ibuku bersama pengasuh kami. Saat ibuku pergi bekerja, F pun leluasa masuk dan main kerumahku.

Masih seperti dulu. Saat berdua, ia selalu ingin menciumku. Aku selalu menolaknya. Karena aku mulai merasa risih. Kadang ia memaksa. Aku sering kasihan padanya, bila ia merayuku sedemikian rupa. Dari sekedar cium pipi, ia ingin mencium bibir. Sesekali terlihat begitu bernafsu. Aku terang menolaknya. Aku hanya membolehkan F mencium pipiku.Tak lebih dari itu. Meski bagaimanapun ia memaksaku. Saat itu aku makin merasakan ini sebagai hal yang tak lazim. Namun begitu, aku selalu bisa memaklumi keadaannya. Lagi-lagi karena terbiasa.
Saat aku naik kelas 2 SMP, kuketahui F menjadi pecandu narkoba. Waktu itu yang marak dipakai adalah pil ekstasi dan ganja. Kudapati ia sering mabuk. Dari mulutnya seringkali tercium bau minuman beralkohol. Awalnya ia memang perokok, bahkan sejak aku masih SD itu, dia sudah merokok. Gambaran sosok F memang sangat laki-laki. Badannya tinggi. Berdada sangat rata, meski tak terlalu kurus. Rambutnya pendek. Suaranya serak seperti suara laki-laki. Ya…seperti gambaran seorang lesbian pada umumnya.

Namun meski pemakai, F selalu melindungiku. Tak pernah sekalipun ia menawarkan dan mengajak aku memasuki dunianya. Yang ku tahu, ia sangat sayang padaku. Bahkan ia melarangku menyentuh benda haram itu. Kalau sedang mabuk, keberanian dan nyalinya bisa naik dua kali lipat. Kukatakan begitu,  karena pernah satu hari saat mabuk, ia dengan beraninya masuk ke rumahku saat ibuku ada dirumah. Karuan ibuku marah besar dan mengusirnya dari rumahku.

Ada lagi satu cerita yang tak kalah seram tentang prilaku F padaku. Suatu hari, dalam keadaan mabuk, F ingin menciumku, tapi aku menolaknya, kemudian dengan beraninya F mengancamku, ia katakan ia akan menyilet tangannya, kalau aku menolaknya. Saat itu, dengan berani pula aku menantangnya, kukatakan padanya, “coba aja silet  kalo kamu berani…!!”  Sejurus..aku lihat dikeluarkannya silet dari kantong celananya. Dan benar…iapun menyilet tangannya. Darahpun bercucuran…dengan cepat dijilatinya darah itu. Ya Tuhan…ia benar-benar melakukannya. Kupalingkan wajah sambil menjerit, memintanya untuk menyudahi aksi gilanya. Ngilu dan perih melihatnya. Namun yang mengherankan, nyaris tak kulihat wajah F meringis kesakitan. Dia begitu tenang, sampai akhirnya F katakan, kalau dia tak pernah main-main dengan ucapannya. Dengan berat hati kuikuti lagi kemauannya. Dan kejadian ini bukan sekali dua kali terjadi. Hingga ditangannya begitu banyak bekas parut siletan. Lama-lama akupun terbiasa melihatnya. Aku seperti kebal dengan segala kelakuannya. Kebal dengan semua ancamannya. Mungkin bagi orang lain hal ini mengerikan, tapi tidak lagi bagiku. Sampai dia tak mempan lagi mengancamku dengan cara itu. Bisa dibayangkan, diusia begitu belia aku mengalami pengalaman luar biasa ini.

Waktu berlalu, akupun masuk SMA. Dan ia tetap mengejarku. Tetap setia menjemputku pulang sekolah. Namun kali ini aku mulai berniat menjauhinya. Aku mulai jijik dengan segala kelakuannya. Aku mulai mengerti bahwa agama melarang hubungan aneh seperti itu. Akupun kerap kucing-kucingan dengannya, menghindar bertemu bila ia datang menjemputku. Tak hilang akal, bila ia menunggu digerbang, akupun menyelinap lewat jalan lain. Aku minta tolong temanku untuk membantuku menghindar dari F.

Surat cintanya masih berdatangan, meski enggan kuterima. Namun yang menyebalkan, ia kerap menitip surat itu lewat teman-temanku. Pernah suatu hari, F membuatku malu setengah mati. Saat F mau menitip surat untukku, ia menghampiri beberapa temanku, tapi karena teman-teman sudah kuwanti-wanti untuk tidak menerima apapun dari F,  teman-temanku pun menolak titipan F. Tak kurang akal,  F menitipkan suratnya pada salah seorang guruku. Sungguh edan. Masih kuingat jelas, waktu itu yang menerima guru akutansiku, yang dikenal genit dan cerewet. Dan terjadilah kejadian memalukan itu. Guruku membacakan surat cinta F didepan kelas. Kontan kelas menjadi riuh rendah dibuatnya. Semua memandangku. Sungguh lelucon yang tak lucu. Pengalaman yang tak mungkin dan tak pernah bisa kulupa. Perasaan malu dan terhina yang teramat sangat. Mungkin anda bisa membayangkannya. Kejadian itu cukup menjadi alasan mengapa akhirnya aku sangat membenci F. Akupun bersumpah takkan pernah lagi mendekat padanya.

Tapi F tak pernah surut. Dia tetap gigih mengejar cintaku. Meski seumur-umur aku bersamanya, tak pernah sekalipun kuucap kata cinta padanya. Betapapun F memaksa pengakuan itu. Bagaimana bisa kuucap sesuatu yang memang tak kurasakan sama sekali. Berkali-kali aku katakan pada F, aku tak mungkin bisa mencintainya, karena aku wanita normal. Sejujurnya, kalaupun aku masih bersamanya, tak lebih karena aku kasihan padanya. Kucoba memahami keberbedaannya. Tentu saja tak semua orang bisa mengerti F. Aku terlanjur dekat sejak kecil. Terlalu lama bersama. Dan lagi meski F punya seabrek kekurangan, tapi aku tahu pasti hatinya sangat baik. Utamanya padaku. Buktinya sekian tahun bersama, aku tak pernah tertular kenakalannya. Selain itu, aku yakin ada tangan Allah yang menjaga dan melindungiku.

Ketika masuk kuliah, akupun kost dekat kampus dan otomatis tak lagi tinggal bersama orang tua. Sedikit lega, karena aku bisa menghindar jauh dari F. Tapi siapa menyangka,  satu pagi, saat aku baru saja bangun tidur ditempat kost, tiba-tiba aku dikejutkan ketukan pintu. Ketika kubuka ternyata F sudah berdiri didepanku. Kaget tentu saja. Karena ternyata ia mencari-cari informasi dimana aku kost. Ya Allah…aku benar-benar hilang akal menghadapinya. Saat itu, kusambut dia dengan ketus dan marah-marah. Namun seperti biasa, ia tenang saja meski aku maki-maki sedemikian rupa. Tak pernah sedikitpun ia tersinggung dengan semua kemarahanku selama ini. Ia hadapi selalu kemarahanku dengan sabar dan santai. Entah dibuat dari apa hatinya. 

Lelah marah-marah, akhirnya akupun mencoba bicara baik-baik. Setengah menangis menahan perasaan, ku katakan padanya aku tak ingin lagi didekatinya. Aku ingin ia berhenti mengejarku. Berhenti mencintaiku. Kalaupun ia masih ingin berteman denganku, aku ingin dia berteman dengan cara wajar sebagaimana orang normal. Aku tak ingin dicintai lebih dari sekedar teman. Saat itu F mengiyakan. Ia katakan, aku adalah cinta pertamanya. Aku adalah mimpi-mimpinya. Meski cintanya tak pernah berbalas, itu tak bisa mematikan cintanya padaku. Mungkin ia kasihan juga melihatku. Hingga akhirnya ia berjanji takkan lagi mengejarku. Meski ia masih meminta aku menjadikannya sebagai teman. Ia sudah sangat senang dan berterimakasih bila masih dibolehkan melihatku sewaktu-waktu. Itu sudah cukup baginya.

Sampai kemudian beberapa tahun berlalu, aku tak lagi melihatnya. Kudengar rumah keluarganya pindah. Jadi ia tak lagi menjadi tetanggaku. Dan yang mengejutkan, aku mendengar kabar ia hamil, meski diluar nikah. Mungkin karena pergaulan bebasnya. Kuduga ia biseks. Bukan tak mungkin. Kenyataan membuktikan hal itu.

Sampai kini, tak pernah lagi kudengar kabar beritanya. Entah dimana dia kini. Akupun emoh mencari tahu. Selesai sudah. Buku lama telah kututup. Aku bersyukur Allah memberiku pengalaman berharga yang belum tentu dialami banyak orang. Biar kupetik saja hikmahnya.
Semoga Allah menunjuki jalan kebenaran pada sahabatku itu.  Semoga hidayah  itu menghampirinya.  Cerita tentangnya  selalu tersimpan dihatiku, tak mungkin bisa kulupa. Hingga kinipun sulit kupercaya, aku pernah melewati masa-masa  itu. Namun satu yang pasti, aku mengagumi  cinta dan kesetiaannya. 

Ah...andainya  dia laki-laki…

Kamis, 09 Mei 2013

Antara Saya, KEB dan Serunya Ngemsi Di Event Srikandi Blogger

Perhelatan besar Srikandi Blogger 2013 sudah usai.Namun, kesan manisnya masih tersimpan rapi di hati saya. Kalo ditanya gimana perasaan saya selama terlibat di event ini, jawabnya adalah nano nano. Jantung dipacu bekerja lebih keras karena cemas, deg-degan dengan aneka persiapan yang serba mepet. Meski akhirnya perasaan bahagia dan bersyukur lebih mendominasi saat perhelatannya usai. Fiuuhh...pengen mewek rasanya...saat saya bisa melihat 10 finalis plus 2 blogger inspiratif itu, akhirnya bisa berdiri di panggung mengenakan  selempang dan mahkota Srikandi Blogger, Sampai speechless saya saat harus membacakan satu persatu profil finalis. Benar-benar seperti mimpi menjadi nyata. Alhamdulillah ya Allah *sujud syukur*

Sedikit kilas balik, saya mengenal KEB atau yang familiar disebut emak blogger, secara tak sengaja. Ada teman yang menyeret saya masuk ke grup ini di facebook. Awal-awal masuk juga belum intens berinteraksi dengan para emak di sana. Secara sebenernya saya minder berat, karena saya termasuk si pemalas dalam urusan update blog pribadi, hingga jadilah aura blog privat saya sepi, dingin, seolah tak bernyawa, yaa...11 12 gitu deh sama rumah hantu, hihihi... Postingan yang masuk bisa diitung pake jari tangan aja (ga perlu nambah jari kaki) karena memang artikel saya masih sedikiiitt sekali, itupun sebagian besar migrasi dari artikel saya di blog keroyokan Kompasiana.Padahal rumah pribadi ini sudah saya bangun dari tahun 2011, hiksss...*jewer telinga sendiri :'(

Bersama KEB saat syuting zona komunitas detik TV


Tapi gapapa, biarlah terlambat dari pada ga sama sekali, paling tidak bergabungnya saya dengan KEB semoga bisa memicu saya untuk bangun dari penyakit malas. Karena seperti kita tahu, di KEB amat banyak penulis-penulis inspiratif dan produktif yang ga pernah mati gaya apalagi kehabisan ide dalam menulis. Dan hebatnya notabene hampir semuanya emak-emak seperti saya, yang juga masih direpotkan dengan krucil-krucil dan urusan rumah tangganya. Tapi jangan tanya semangatnya, saya aja sukses dibuat minder, hehehe...:)

Di setahun ultahnya, KEB menelurkan ide besar membuat event Srikandi Blogger 2013. Saya yang baru aja masuk  di grup ini tentu senang mendengarnya. Walau lagi-lagi saya harus mikir seribu kali untuk ikutan kompetisinya, mengingat blog pribadi saya yang sepi bak kuburan itu. Namun sungguh saya ga pernah menyangka kalo kemudian akhirnya takdir membawa saya menjadi salah satu panitia perhelatan akbar ini. Sungguh inilah takdir terkeren dalam hidup saya, karena saya bisa ada di jajaran makpan yang ikut repot menghelat event perdana KEB ini. Woww...Siapalah saya ini? Bahkan sayapun belum mengenal semua jajaran makmin dan makpan lainnya kecuali makpon Mira Sahid dan beberapa dari mereka. Sebut saja para emak yang hebat seperti mak Indah Juli, mak Irma, mak Wiek, mak Waya, mak Aryani, mak Sary, mak Lusi, mak Carolina Ratri. Nama para emak ini masih asing bagi saya.Ihh...kuper banget ya saya *lap jidat*

Rasa minder kembali hadir, saat makpuh Indah Juli dalam rapat perdana menyebut-nyebut MC acara yang belio ga tau kalo sayalah orangnya, padahal saya duduk manis sejajar beliau, hihihi...resiko blogger ga ngetop yaa gitu deh, harap maklum.Tapi gapapa, lagi-lagi saya melecut diri saya sendiri untuk proaktif mendekat dan mengenalkan diri pada emak-emak hebat ini. Dan Alhamdulillah, pada rapat-rapat berikutnya saya mulai mengenal lebih dekat para emak, dan bisa menyapa dengan akrab.Kebersamaanpun mulai saya rasakan.

Selanjutnya hari-hari penuh kecemasan dan ketegangan jelang event mulai saya rasakan. Bukan semata masalah persiapan gelaran eventnya, tapi karena saya di daulat untuk ngemsi di event akbar ini. Masalahnya juga tak sampai di persoalan akbar saja, namun ini juga event perdana bagi KEB. Event krusial yang akan menentukan harumnya nama KEB ke depan. Hingga beban untuk sukses memandu acara benar-benar membuat saya mendadak sakit kepala jelang event. Ini semua karena ide gila mak Sumarti Saelan yang menggaransi nama saya duduk di kandidat MC. Duhh...emang deh emak satu ini, hobinya jorokin orang *pengen jitak* :p

Saya dirundung cemas dengan banyak pertanyaan menghantui benak. Bisakah saya? Apa mampu menjawab tantangan dan tanggung jawab yang dibebankan pada pundak saya? Secara sebelumnya saya minim (baca: nihil) pengalaman ngemsi. Paling banter saya bicara di depan umum hanya untuk keperluan presentasi di komunitas saya terdahulu yang bergerak di bidang penyuluhan internet sehat. Selebihnya, jam terbang saya nol untuk urusan ngemsi. Jadi kebayang dong betapa panas dinginnya saya jelang event ini. Saya harus punya misi besar membuat acara ini sukses saya pandu. Jangan sampai kerja saya mengecewakan para makpan dan makmin serta sponsor yang sudah susah payah menghelatnya. Waktupun jadi terasa lambat berjalan. Tanggal 28 April, saya lingkari pada almanak saya. Dan saya ingin bersegara tanggal itu cepat berlalu.

Tantangan pertama untuk tugas ngemsi ini adalah membuat script MC. Nah lho..bagian ini juga bikin saya gubrak deh, secara saya ga pernah buat scipt serupa sebelumnya, ga ada bayangan buatnya harus gimana. Ditambah saya juga harus membuat aneka games dan ice breaking yang seseru mungkin, yang ga garing dan bisa menghidupkan suasana. Huaaa... pengen lari dan ngilang deh rasanya. Sempat merayu mak Wiek untuk bantuin bikin, Tapi karena semua sudah sibuk dengan tugas masing-masing, akhirnya saya yang harus usaha sendiri. Dan benarlah kata pepatah, when there is a will, there is a away. Dan yeyyy...saya sukses membuat full script naskah MC itu dengan hanya bermodalkan selembar rundown.

Oia, satu hal menyenangkan lagi, saya ditugaskan membaca profil para finalis dan dewan juri sebelum detik-detik pengumuman, karenanya sayapun diwajibkan makpan membuat resume data dan menjelajah satu persatu blog para juri dan finalis Srikandi Blogger.Akhirnya karena itu, saya jadi kenal deh semua finalis hebat dari profil yang tertera, baca-baca prestasinya, bongkar-bongkar fb dan fotonya. Dengan ini saya mohon maaf yaa para emak hebat 12 Srikandi Blogger, karena saya sudah ubek-ubek datanya tanpa permisi, semoga dimaafkeuun *sungkem*

Beruntung saya dipasangkan dengan MC yang lumayan keren juga kreatif. Dia cowok cool bernama Arie Goiq. Gayanya yang asik dan lumayan ngocol, mampu mengimbangi saya yang aslinya kalem ini (eitsss...dilarang protes :p) Dari Arie, saya belajar kilat mengenai sedikit hal ihwal ngemsi. Ya..maklumlah saya MC dadakan. Saya baru berkenalan dan kontak beliau via bbm hanya 5 hari jelang event. Dalam waktu sesingkat itulah saya beradaptasi dengan solmet baru saya ini. Dan kita benar-benar baru bisa bertemu muka ketika Gladi Resik (GR) sebelum acara. Di GR itulah kami berlatih bersama. Awalnya kaku tentu saja. Mati-matian kami menyesuaikan diri agar chit chatnya klik dan nyambung.

Akhirnya tibalah juga tanggal bersejarah itu. 28 April. Sebelum tampil, saya diwajibkan berdandan di ruang rias. Nah...di bagian ini ceritapun tak kurang serunya.Tata rias para pengisi acara disponsori oleh Wardah. Wajah sayapun di sulap sedemikian rupa hingga banyak orang tak mengenali saya, termasuk Faiz, anak bungsu saya yang datang menyusul bersama abinya. Faiz bengong dan hendak lari saat saya dekati, dengan muka heran dan takut dia pandangi wajah saya, dan satu-satunya point of viewnya adalah memandang bulu mata saya. Hadeeeuuuhh naaak...ini Ummi lhoo, bukan miss Piggy, hahahaha...desperate banget saya liat ekspresinya. Meski begitu, walau riasan wajah saya terasa too heavy buat saya yang nyaris ga pernah dandan, terlebih dengan gandulan bulu mata anti badai ala syahrini, saya berusaha stay cool menikmatinya. Semua demi KEB tercinta, gapapalah rempong-rempong dikit :)

Inilah tampilan saya before dan after dengan solmet saya mas Arie Goiq

Saya dan Ari saat GR

Saya dan Arie usai di make over oleh Wardah


Dan akhirnya anda semualah yang bisa menilai bagaimana hasil jerih payah usaha saya menjadi PD di tengah krisis percaya diri saya yang sesungguhnya akut. Semoga tak mengecewakan dan bisa memenuhi harapan para makpan.

Memandu acara pembukaan Srikandi Blogger  2013  (foto. dok, pak Dian Kelana) 


Satu hal yang saya petik dari event ini, saya belajar banyak dari para emak-emak hebat di jajaran makpan dan makmin. Saya belajar bersabar menahan ego pribadi. Belajar bekerja dalam team dengan banyak bertenggang rasa menghadapi aneka masalah dengan saling menutupi kekurangan team Dengan semangat kebersamaan sebisa mungkin, kami bahu membahu menutup setiap lubang kekurangan itu. Walau tetap saja, tak ada gading yang retak.Tak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna.Karena kesempurnaan hanya milikNya. Sepenuhnya tugas kita hanya sampai pada ikhtiar. Perkara hasil, biar Allah saja yang melengkapi.

Akhirnya...ketjup untuk semua makpan, makjur, 10 emak-emak finalis, semua emak-emak di babak penyisihan. Kalian semuanya hebat dan menginspirasi. I love u all. Terimakasih sudah memberi saya kesempatan bergabung di KEB juga dalam kepanitiaan, semoga KEB sukses selalu, dan ke depan program Srikandi Bloggernya bisa berkelanjutan. Aamiinnn YRA.

note: kalo butuh MC, hubungi aku ya maaak...*judulnya udah pede, hihihi...:))

muaaaccchh semuaaaa...Go KEB!!! :*