"Eh, ada undangan nobar nih tanggal 15 Februari di XXI Plaza Senayan, kamu mau ikutan ga?" begitu bunyi pesan bbm seorang sahabat saya. Entah kenapa, sayapun langsung menjawab pesannya dengan antusias sambil bertanya,
"eh filmya Rectoverso bukan?" saya membalasnya.
Seketika dijawabnya,"Iyaa..".
Itulah alasan mengapa saya begitu antusias saat para blogger diundang untuk nobar bareng para sutradara film plus beberapa aktor dan aktris yang terlibat.
Senangnya lagi, penonton juga diberi kesempatan bertanya kepada sutradara dan pendukung film ini mengenai apa dan bagaimana film Rectoverso ini dibuat. Sayapun beruntung berkesempatan bertanya pada para sutradara film ini mengenai kesan dan kendala apa yang mereka alami dalam memproduksi film yang terdiri dari 5 cerita dan 5 sutradara berbeda ini. Pertanyaaan ini seakan menuntaskan rasa penasaran saya akan bagaimana karya yang diangkat dari novel Dee Lestari ini diangkat ke layar lebar. Apalagi ini merupakan debut perdana bagi kelima sutradara srikandi yang kebetulan kelima-limanya aktris yang memang sudah dikenal masyarakat. Mereka adalah, Marcella Zalianty menggarap Malaikat Juga Tahu, Happy Salma (Hanya Isyarat), Rachel Maryam (Firasat), Olga Lydia (Curhat buat Sahabat) dan Cathy Sharon (Cicak-cicak di Dinding).
para sutradara Rectoverso yang saya bidik dari kejauhan |
Marcella, sebagai salah satu sutradara menjawab pertanyaan saya. Ia mengatakan karena film ini berkisah tentang lima cerita berbeda, hingga ia menganggap peran editor pada produksi film ini sebagai yang paling hebat karena mampu menjahit kisah demi kisah dengan begitu halus, hingga bisa merangkainya menjadi satu jalinan cerita yang apik dan mampu menampilkan benang merah dari 5 kisah berbeda itu, yakni tentang cinta yang tak terucap yang boleh jadi adalah kisah cinta yang sering dilakoni banyak orang.
Dan setelah menyaksikannya sendiri, ternyata Marcella benar, saya sangat suka dangan jalinan kelima kisah lepas ini. Semua didukung oleh pemilihan aktor yang mumpuni, setting tempat yang menarik serta soundtrack yang juga sangat indah. Wuihhh...satu kata aja, Perfect!
Dan untuk film tak ada kritik dari saya. Saya cukup puas menyaksikannya. Sangat menyentuh, hingga saat keluar bioskop, mata saya masih terasa sembab, karena sedihnya masih terbawa dalam ingatan saya.Kalau boleh saya merating, tanpa mengurangi kehebatan para sutradaranya, saya acung jempol pada akting abang yang diperankan Lukman Sardi dalam kisah Malaikat Juga Tahu. Numero Uno pokoknya!
Over all acara ini berlangsung menyenangkan. Hanya sedikit kritik, acara yang semula dijadwalkan dimulai jam 7 malam, mulur cukup lama, hingga membuat kami para undangannya cukup jenuh menunggu. Dan sayangnya tak ada kesempatan untuk sekedar wawancara atau berfoto bersama sutradara dan pemain film ini, karena waktu yang sangat terbatas.Tapi saya sudah cukup senang, saat resensi saya tentang film ini terpilih masuk harian Kompas cetak edisi Rabu, 20 Februari 2013.
Resensi saya yang masuk kompas cetak edisi Rabu., 2 Feb 2013 |
Berfoto di depan banner Nobar Rectoverso Movie Mania |
Terimakasih saya pada mas Karel untuk undangannya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar